Seni Batik Sederhana
Seni batik adalah sebuah seni gambar di atas kain yang
menjadi salah satu kebudayaan keluarga raja-raja dan masyarakat zaman dahulu.
Antara batik kerajaan dan batik rakyat hal yang membedakannya adalah dari segi
motifnya. Bukan sekedar keindahan yang berupa perpaduan dan komposisi ragam
hias serta permainan warna yang mempunyai satu ciri khas tersendiri, tetapi
juga mewakili sebuah identitas diri dan semangat yang terpancar dari pesona
kesenian batik tersebut. Lekukan garis yang unik, dipadukan dengan
arsiran-arsiran lembut terus berkembang dalam motifnya seolah-olah beradaptasi
dan mengikuti satu demi satu perkembangan zaman. Seperti tergambar dalam
kain-kain selendang dan kebaya yang bergambarkan bunga-bunga, bahkan satu
cerita bisa digambarkan dalam kain-kain tenunan tersebut. Ketika
penjajah Belanda datang ke Indonesia,
mereka tidak serta merta menyingkirkan kesenian batik yang merupakan identitas
bangsa, justru kesenian tersebut dikembangkan oleh mereka, baik dalam bentuk
pengembangan corak, warna, motif ataupun modelnya. Bahkan lebih jauh mereka telah menjadikan
batik sebagai bagian dari produksi mereka. Banyak hal yang baik yang bisa kita
lihat dari kesenian batik. Ciri khasnya telah menjadikan batik sebagai salah
satu khasanah budaya bangsa yang tak surut termakan zaman. Zaman feodalisme,
zaman kolonialisme, zaman kemerdekaan, sampai zaman kapitalisme sekarang ini,
batik masih menjadi satu pakaian yang mengidentitaskan dan karakter bangsa Indonesia
di mata internasional. Perkembangan dan transformasi budaya, tenyata tak mampu
menyingkirkan batik dari identitas bangsa. Ciri khas tersebut tidak sekedar
sebagai artian dari identitas semata. Secara filosofis juga mempunyai esensi
perlawanan terhadap westernisasi yang semakin pesat melanda Indonesia khususnya westernisasi
dalam hal busana. Pengaruh budaya Barat khususnya dalam hal mode atau fasion,
mendapatkan satu resistensi dari eksistensi batik sebagai simbol fasion Indonesia.
Membatik yang awalnya hanya menjadi pekerjaan dari kaum perempuan sebagai salah
satu sumber mata pencaharian. Namun seiring dengan perkembanganya, terutama
ketika telah ditemukannya “Batik Cap” maka pekerjaan ini telah menjadi satu hal
yang lazim bagi kaum laki-laki. Walaupun fenomena umum ini tidak terjadi di daerah
pesisir yang telah lazim bagi kaum laki-laki untuk membatik. Berdasarkan
teori kebudayaan, para ahli berpendapat bahwa batik merupakan salah satu jenis
kebudayaan asli Indonesia.
Dengan demikian kata batik sama artinya dengan kata menulis. Sedangkan batik
menurut pengertian umum adalah gambar di atas kain dengan menggunakan alat-alat
seperti canting, canting cap, kuas, serta melalui proses pemalaman atau
pelilinan, pewarnaan dan pembabaran(menghilangkan malam). Selain itu,
pengertian batik adalah lukisan atau
gambar pada kain mori dengan menggunakan lilin atau malam yang diproses menurut
budaya batik yaitu dengan keterampilan, ragam hias atau motif, tata warna serta
pola yang khas.
Kemudian menurut H. Santosa
Doellah yang dikutip dari buku yang disusunnya batik adalah sehelai wastra
yakni sehelai kain yang dibuat secara tradisional dan terutama juga digunakan
dalam matra tradisional beragam hias pola batik tertentu yang dicelup rintang
dengan malam ’lilin batik’ sebagai
bahan perintang warna. Dengan demikian, suatu wastra dapat disebut batik bila
mengandung dua unsur pokok teknik celup rintang yang menggunakan lilin sebagai
perintang warna dan pola yang beragam hias khas batik.
Pada awal abad ke-19, Batavia dengan
penduduk golongan menengah yang terus bertambah jumlahnya menjadi pasar yang
semakin terbuka untuk produk tekstil. Begitu pula halnya dengan Semarang dan
Surabaya. Di samping orang Eropa yang kelompoknya relatif kecil terdapat kelompok-kelompok lain yang lebih
besar, terdiri atas para pedagang dan tukang berbangsa Cina, saudagar-saudagar
Arab, India serta Melayu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar